Alwan kepada Arfa :
Hujan turun di awal pagi
titisnya pecah di hujung mata
dan rintik-rintik yang kian lebat
menuliskan rasa pada lembaran memori
lalu seperti takungan itu yang kini melimpah
cinta tak perlukan sebab untuk terus mengalir.
Kenapa ya? Saya bisa jatuh hati pada dia? Mungkin, dalam senyumnya, ada taman indah yang boleh menyenangkan, yang belum pernah didatangi dan dijenguk oleh sesiapa melainkan Tuhan. Alangkah, jika saya dapat membina pondok walau di sudut paling kecil dalam taman itu. Pasti setiap hari saya menghidu narawastu bahagia.
*****
Arfa kepada Alwan :
Adakalanya mendung cuma sebuah gumpalan awan
yang tak bisa menjanjikan hujan
dan
adakalanya sayang cuma sebuah tuturan kata
yang belum tentu menjanjikan cinta.
Alam sering simpati kepada manusia. Entah dari mana kata-kata itu dipetik. Jika ada yang simpati, itu pastinya Tuhan. Alam, mungkin kebetulan saja sama lintas emosinya dengan manusia. Di luar hujan menitis lebat. Menghentam apa saja yang ada di bawah. Dan di dalam, Arfa di takluk mereka ; dingin dan kenangan.
p/s : Alwan : Lelaki. Arfa : Perempuan.
Comments
Post a Comment
Terima kasih atas pandangan.